Showing posts with label Fotografi. Show all posts
Showing posts with label Fotografi. Show all posts

7 Tips Memotret Kembang Api

Posted by Unknown 1:03 PM, under | No comments

firework2
Memotret kembang api bisa jadi kegiatan yang menantang tapi bukan sesuatu yang terlalu sulit. Berikut ada beberapa tips yang bisa kamu coba praktekkan untuk mengabadikan objek malam hari ini dan mungkin bisa menginspirasi kamu untuk menciptakan perspektifmu sendiri.
  1. Matikan flash dan atur kamera ke manual mode. Ini memungkinkanmu untuk mengontrol exposure dan aperture sendiri. Titik yang bagus untuk memulai adalah di ISO 100, f/11, dan shutter speed 1/2 detik. Jika ternyata foto tampak terlalu redup, variasikan shutter speed tapi jaga angka aperturenya tetap sama.
  2. Kalau kamu akan memotret pertunjukan kembang api di sebuah event, datanglah lebih awal untuk mendapatkan tempat yang nyaman dengan sudut pandang yang menguntungkan. Sebelum pertunjukan dimulai, pikirkan tentang elemen di depan dan latar belakang dan bagaimana kamu ingin menyatukan keduanya. Atur fokus secara menual sebelum langit mulai gelap. Fokuslah pada satu baguan di langit yang kira-kira akan diisi oleh ledakan kembang api, atau pada sebuah objek yang jaraknya sama dengan kembang api. Begitu pertunjukan dimulai, kamu sudah siap memotret.
  3. Long exposure diperlukan untuk memotret kembang api, dan ini artinya shutter speed harus lambat. Jaga kestabilan kameramu dengan menggunakan sebuat tripod dan shutter release. Saat memotret pemandangan yang tidak hanya terdiri dari langit tapi juga elemen lain semacam cityscape, jagalah garis horizon tetap lurus. Pastikan kameramu mendatar sempurna di atas tripod.
  4. Cobalah membuat foto yang bervariasi. Focal length yang kamu butuhkan tergantung pada jarak dari pusat kembang api ke ujung ledakan. Jika kamu ingin foto yang padat dan menunjukkan detil dari kembang api, kamu perlu menggunakan lensa zoom yang ukurannya sekitar 200mm. Ingatlah bahwa mengubah focal length akan membutuhkan pengaturan ulang fokus pada kebanyakan lensa zoom. Periksalah hal ini sebelum pertunjukan dimulai dan ketika langit masih terang.
  5. Cara yang bagus untuk memotret kembang api di puncak ledakannya adalah dengan menggunakan bulb mode. Ini akan memungkinkanmu untuk membuat exposure berdasarkan kondisi yang berubah, bukan timer. Kamu akan membutuhkan shutter release untuk mencegah goyangnya kamera. Tekanlah tombol shutter saat kembang api meluncur dan tetap tekan hingga ledakan menghilang dari langit. Biasanya beberapa detik.
  6. Pilihlah tempat yang tidak terkena asap dari kembang api. Ini akan memberimu kondisi memotret yang lebih nyaman, dan dari titik yang tepat kualitas asap bisa memberi efek yang menarik untuk fotomu.
  7. Ceritakanlah keseluruhan isi pertunjukan dengan memotret hal lain yang ada di sekitarmu. Kalau manusia adalah objek yang penting, maka ekspos bagian wajahnya dan bukan sumber cahaya agar tidak terjadi pembacaan light meter yang salah pada kamera.

    SUMBER

Mencoba Fotografi Wildlife Di Kebun Binatang

Posted by Unknown 1:01 PM, under | No comments

zoo
Fotografi wildlife itu tidak mudah. Dibutuhkan keteguhan hati dan biaya yang tidak sedikit untuk bisa berhasil. Kamu butuh kamera yang bagus, lensa telephoto cepat, dan waktu yang cukup untuk dihabiskan di lokasi bersama hewan-hewan liar. Kalau kamu punya semua itu, kamu punya potensi untuk memotret foto-foto yang luar biasa. Tapi, ada cara mudah untuk mendapatkan “rasa” fotografi wildlife: memotretlah di kebun binatang. Ada banyak hewan yang cenderung lebih mudah difoto, kamu bisa mengambil jarak yang relatif dekat dengan objek, dan kamu tidak perlu mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk membeli lensa telephoto super atau pergi ke Afrika.
Untuk keuntungan yang menyeluruh, memotret di kebun binatang butuh kompromi. Hewan-hewannya mungkin ada dalam jarak dekat, tapi mungkin sulit difoto. Karena ada yang di dalam kandang atau kaca tebal. Tentu ini bagus untuk dilihat dan juga aman, tapi tidak menyenangkan untuk difoto. Binatang yang lebih besar mungkin dibiarkan ada di ruang terbuka, tapi jaraknnya pun cenderung lebih jauh.
Tantangan memotret di kebun binatang adalah memanfaatkan batasan yang diberikan oleh pihak pengelola sehingga kamu bisa pulang membawa foto-foto yang bagus. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu.
1. Gunakan Depth-of-field Yang Dangkal
Jeruji kandang tidak selalu menjadi masalah kalau kamu punya lensa telephoto. Lensa dengan range focal antara 70-200mm adalah ukuran yang ideal. Trick-nya adalah menggunakan aperture paling lebar yang bisa dibuat oleh lensa yang kamu punya dan mendekatlah ke jeruji kandang sebisa mungkin. Semakin jauh hewannya dari jeruji, semakin baik. Dengan aperture lebar, jeruji ini akan jadi out of focus dan akhirnya tidak tampak lagi dalam foto. Akan lebih baik kalau jeruji ini ada dalam bayangan – kalau diterangi cahaya matahari, maka kamu akan mendapat efek semacam flare.
2. Tunjukkkan Lingkungan Hewan Yang Difoto
Kalau kamu tidak punya lensa telephoto atau tidak bisa mendapatkan posisi yang benar untuk membuat jeruji kandang jadi out of focus, kamu bisa mencoba pendekatan lain: tunjukkan saja sekalian lingkungan sekitar hewan yang kamu foto. Cara lain adalah menunjukkan interaksi antara hewan dengan pengunjung kebun binatang. Kebun binatang seringkali punya acara di siang hari dimana kamu bisa melihat penjaga memberi makan binatang atau berinteraksi dengan hewannya. Ada kesempatan untuk memotret saat hal ini berlangsung.
3. Perhatikan Objek Yang Tidak Diharapkan
Saat hunting foto-foto hewan eksotis yang bagus, akan sangat mudan melewatkan kesempatan lain yang mungkin muncul. Misalnya burung-burung liar yang bukan milik kebun binatang tapi datang bertengger di punggung binatang besar dan semacamnya.
4. Perhatikan Cahaya
Peraturan dalam fotografi pada umumnya tentu juga berlaku untuk memotret binatang. Cahaya terbaik (jika hari sedang cerah) adalah di pagi hari atau sore. Meskipun kamu harus mengikuti jam operasional kebun binatang, sebaiknya tidak memotret di tengah hari karena cahayanya terlalu kuat dan kontrasnya tinggi. Kamu harus coba mengambil keuntungan dari cahaya sore jika memungkinkan. Tapi kalau kamu berkunjung di tengah hari, cobalah memotret binatang saat mereka ada di bawah bayangan, atau cobalah memotret saat hari sedang berawan. Cahayanya akan lebih lembut dan tidak akan merusak foto.
5. Bersiaplah Menggunakan ISO Tinggi
Pada titik tertentu, kamu akan menemui masalah dengan tingkat pencahayaan jika memotret di kebun binatang. Ingatlah bahwa jenis cahaya terbaik adalah di bawah bayangan, atau saat matahari sore karena cahaya cenderung rendah pada kondisi ini. Kamu juga perlu shutter speed yang cukup cepat untuk menghindari goyangan kamera. Meskipun kamu punya lensa yang dilengkapi stabilizer, kamu tetap membutuhkan shutter speed yang cepat untuk bisa menghentikan gerakan objek. Stabolizer bisa membantu mencegah terjadinya goyangan kamera tapi tidak untuk mencegah blur yang diakibatkan gerakan objek. Ini artinya kamu perlu menggunakan pengaturan ISO yang tinggi. Kekurangannya adalah kamu akan mendapatkan setidaknya sedikit noise di dalam fotomu. Tapi, kamu bisa meminimalisasi munculnya noise dengan memastikan fotomu tidak underexposed.

Berapa Lama Shutter Kamera Bisa Berfungsi?

Posted by Unknown 1:00 PM, under | No comments

Kamera, seperti juga peralatan lain yang memiliki sistem mekanis di dalamnya, punya “masa hidup”. Setelah beberapa lama, biasanya shutter atau AF motor yang pertama kali akan rusak. Ini belum tentu karena pemakaian yang sembarangan atau perawatan yang tidak maksimal, tapi karena memang bagian-bagian dari sebuah kamera punya “batas” penggunaan. Lalu, bagaimana kita tahu seberapa lama kita bisa mengharapkan kamera kita berfungsi dengan baik? Perusahaan kamera tentu punya teori, tapi lebih baik lagi kalau kita juga mengumpulkan data dari lapangan dari para pengguna kamera untuk melihat rata-rata masa hidup dari kamera yang kita gunakan.


Oleg Kikin, seorang fotografer, punya database di website-nya tentang ketahanan shutter. Website ini dibuat pada tahun 2007 dan semua orang bisa log in untuk berkontribusi untuk menjawab dua pertanyaan: pertama, “Berapa banyak shutter click yang sudah dilakukan oleh kameramu?” dan kedua, “Apakah shutternya masih berfungsi?” Semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin akurat secara teoretis perhitungan rata-rata database ini. Penghitungannya dikelompokkan berdasarkan merk dan model kamera
Canon telah secara resmi menyebutkan bahwa ketahanan shutter kamera produksi mereka adalah antara 50.000 – 150.000 klik (dengan model 1D lebih tinggi rata-ratanya, antara 200 sampai 400 ribu). Menurut database Kikin, kamu bisa mengharapkan 350 ribu klik dari model 5D sebelum akhirnya gagal berfungsi. Tapi, ini banyak disangkal pengguna 5D Mark II yang shutternya masih berfungsi dengan baik bahkan setelah lebih dari 8 juta klik.
Sementara, Kaplan-Meier, ahli estimasi ketahanan produk membuat data masa hidup shutter secara rata-rata seperti ini tanpa melihat merk dan modelnya:
kaplanmeier
Jika shutter kamera-mu rusak, kamu punya dua pilihan: membeli kamera baru atau mengganti shutternya. Pilihan mana yang harus diambil tergantung pada beberapa hal termasuk berapa harga kamera yang rusak ini, seberapa lama kamu sudah menggunakannya, berapa besar biaya penggantian shutternya, dan biaya yang dibutuhkan untuk upgrade. Pertimbangkan besarnya biaya-biaya ini, bandingkan, lalu pilih yang terbaik untukmu.
Jika kamu mempertimbangkan untuk membeli kamera bekas, sangat baik kalau kamu mencari tahu berapa banyak klik yang sudah dilakukan kamera tersebut sebelum kamu memutuskan untuk membelinya. Caranya (dengan catatan kamu dan si penjual terhubung hanya secara online), mintalah ia memotret halaman depan sebuah koran dengan tanggal yang terlihat (untuk mencegah penipuan data), lalu minta ia mengirim fotonya padamu. Setelah kamu terima, periksa data EXIF-nya. 
Setelah kamu tahu bahwa shutter punya batas, jangan mengurangi kuantitas memotretmu. Kita membeli sebuah kamera yang terbaik tentu dengan tujuan untuk digunakan, bukan? Jadi, pakailah! Info ini ada hanya untuk membuat kamu jadi fotografer yang lebih baik dengan tidak “membuang-buang” shutter click untuk sembarang foto yang tanpa pemikiran lebih dulu.

Pentingnya Garis Cakrawala Dalam Foto Landscape

Posted by Unknown 12:58 PM, under | No comments

FML

Horizon, atau garis cakrawala, seringkali menjadi elemen penting dalam sebuah foto landscape yang – meskipun hanya berupa sebuah garis – menentukan berhasil atau tidaknya foto landscape. Lalu apa tips meletakkan garis ini dalam komposisi sebuah frame?
Pertama, kamu butuh peralatan yang tepat. Gunakan tripod – kamu perlu menyesuaikan ketinggian yang kamu perlukan atau miringkan kameramu dan untuk ini, tripod akan membuatnya lebih mudah dilakukan. Tripod juga bisa memastikan garis cakrawala dalam fotomu lurus dan bisa membantu tanganmu lebih rileks sehingga kamu punya waktu untuk lebih memikirkan komposisi dalam frame.
Dimana Harus Meletakkan Garis Cakrawala?
Adalah penting untuk tidak membiarkan horizon ‘memotong’ foto di bagian tengah frame. Jika langit tampak lebih menarik, geser ke bawah dan jika daratan yang harus mendapat perhatian lebih maka geser ke atas. Dengan demikian, orang akan tahu dimana fokus yang dimaksud. Tentu saja ada saatnya peraturan ini perlu untuk dilanggar, seperti saat fotomu memasukkan unsur refleksi – maka meletakkan horizon tepat di tengah bisa jadi komposisi yang menguatkan.
Kalau kamu sedang di pantai dan memotret laut beserta langit yang dihiasi awan-awan cantik atau matahari terbenam, rendahkan garis cakrawala sehingga langit akan mengisi lebih banyak porsi dalam frame. Tapi kalau kamu ingin memasukkan beberapa hal menarik di bagian depan atau menciptakan kesan jauh dalam fotomu, maka naikkan cakrawalanya. Ingatlah untuk menggunakan bukaan aperture kecil sehingga fokus merata di seluruh bagian foto.
Bagaimana Menyesuaikan Posisi Horizon
Kamu bisa memiringkan kamera, menggerakkan posisinya lebih tinggi atau lebih rendah atau memotret dengan sudut normal dan memotong fotonya kemudian saat post processing. Kalau ada banyak bentuk vertikal seperti pepohonan atau gedung tinggi dalam fotomu, maka memiringkan kamera bisa menyebabkan masalah perspektif. Tapi, kalau kamu ada di pantai tanpa gedung maka trik ini bisa berhasil.
Untuk memberi kameramu lebih banyak atau sedikit ketinggian, aturlah kaki tripod-mu. Pastikan kuncinya sudah terpasang dengan benar sebelum kamu mulai memotret karena kamu tentu tidak mau kameramu merosot saat sedang mengatur komposisi. Kalau kamu butuh lebih tinggi, kamu bisa mengatur tiang di bagian tengah setelah mengatur kaki tripod karena kaki bisa memberikan dasar yang stabil untuk bagian atas.
Pastikan Tetap Lurus
Kamu tentu tidak mau foto landscape-mu tampak menghilang di bagian sisi frame, jadi pastikan untuk memeriksa dua kali bagian horizon dan pastikan lurus sebelum mulai memotret. Kebanyakan tripod punya air raksa yang bisa membantumu memastikan posisi tripod dan kamera lurus. Kalau kamu baru menyadari garis cakrawalamu miring setelah melihat foto di komputer, jangan kuatir. Kamu bisa ‘meluruskannya’ di editor tapi dengan konsekuensi ada pixel yang harus terpotong.

Mengenal Lensa Fisheye Lebih Dekat

Posted by Unknown 12:56 PM, under | No comments

Sebuah lensa fisheye adalah lensa sudut ultra lebar yang bisa menghasilkan distorsi visual yang tujuannya menghasilkan gambar panorama lebar yang melengkung. Foto yang diambil menggunakan lensa khusus ini biasanya akan tampak cembung atau cekung di bagian tengah.
fisheye
Istilah fisheye pertama kali dicetuskan di tahun 1906 oleh seorang ahli fisika dan penemu bernama Robert W. Wood berdasarkan cara pandang seekor ikan dari dalam air. Penggunaan praktisnya dimulai tahun 1920 di bidang meteorologi untuk mempelajari formasi awan dan diberi nama lensa “whole-sky”. Sudut pandangan dari lensa fisheye biasanya antara 100 sampai 180 derajat sementara focal length-nya tergantung dari format film yang digunakan.
Lensa fisheye yang diproduksi secara masal untuk fotografi pertama kali muncul di awal 1960-an dan umumnya digunakan karena hasil tampilan distorsi-nya yang unik. Untuk format 35mm, focal length lensa fisheye umumnya adalah antara 8 hingga 10 mm untuk gambar melingkar, dan 15-16 mm untuk full-frame. Untuk kamera digital yang menggunakan sensor lebih kecil, focal length lensa fisheye miniatur-nya bisa sependek 1-2 mm.
Jenis lensa fisheye pertama yang dikembangkan adalah lensa “circular fisheye” yang bisa mengambil sudut pandang 180 derajat dan hasil fotonya berbentuk lingkaran di dalam frame. Karenanya, bagian sudut atau sekeliling foto akan sangat gelap.
Setelah jenis circular ini, mulailah diproduksi lensa fisheye yang bisa memperbesar lingkaran gambar untuk memenuhi seluruh frame yang bentuknya persegi panjang dan disebut “full-frame fisheye”. Lensa pertama jenis ini yang diproduksi secara massal adalah lensa 16 mm yang dibuat oleh Nikon di awal 1970-an. Kamera dSLR dengan crop sensor (contohnya Canon 60D)membutuhkan lensa 10.5 mm untuk mendapatkan efek yang sama dengan lensa 16 mm pada kamera full-sensor.
Sigma saat ini membuat lensa fisheye 4.5 mm yang bisa menangkap sudut pandang 180 derajat pada kamera dengan crop sensor. Sunex juga mmebuat lensa fisheye 5.6 mm yang bisa menangkap sudut pandang 185 derajat pada kamera dSLR 1.5x Nikon dan 1.6x Canon.
Nikon memproduksi sebuah lensa fisheye circular 6 mm yang pada awalnya dirancang untuk sebuah ekspedisi ke Antartika. Lensa ini punya sudut pandang 220 derajat yang dibuat untuk menangkap seluruh langit dan daratan sekitarnya jika lensa diarahkan tepat ke atas. Lensa ini sudah tidak diproduksi lagi oleh Nikon, dan sekarang digunakan untuk memproduksi foto-foto virtual-reality interaktif. Karena sudut pandangnya yang super lebar, ukurannya pun besar dan berat – sekitar 5,2 kg dan diameternya 9,3 inchi.
Lensa fisheye ukuran 8 mm, yang juga diproduksi oleh Nikon, telah terbukti bermanfaat untuk dunia ilmu pengetahuan karena proyeksinya yang proporsional dengan sudut zenith.

Beberapa Lensa Fisheye Untuk Kamera Dengan Crop Sensor

- Pentax DA 10-17mm (f/3.5-4.5) setara dengan Tokina AF 10-17mm f/3.5-4.5 AT-X DX
- Samyang 8mm f/3.5 – terkenal dengan proyeksi stereographic-nya.
- Sigma 10mm f/2.8 EX DC
- Nikon AF DX – Nikkor 10.5mm f/2.8G ED
- Sigma 4.5mm f/2.8 EX DC Circular Fisheye HSM
Harga lensa fisheye tidak murah, dan mengingat penggunaannya yang tidak umum, maka beberapa orang lebih suka menerapkan efek ini melalui olah digital. Tapi, kekurangannya: foto aslinya akan kehilangan pixel karena distorsi buatan yang membuat bagian pinggir gelap atau bagian tengah yang pecah bila resolusi fotonya kurang besar.
Beberapa contoh foto yang diambil dengan lensa fisheye :
Fisheye Experiment II
“Fisheye Experiment” – Kyu-min Lee
hasil tipikal dari lensa circular fisheye
Fisheye Fever
“Fisheye Fever” – Chris Smith
bila menggunakan full-frame fisheye, tidak ada bagian pinggir yang menjadi gelap tapi gambar tetap melengkung

Fotografi Sepia dan Nostalgia

Posted by Unknown 12:55 PM, under | No comments

sepia
Ketika memikirkan fotografi monochrome, biasanya yang terpikir adalah foto hitam & putih, padahal ada pilihan lain yang tidak kalah populernya; fotografi sepia. Jika foto hitam & putih mengeksplorasi grayscale, maka sepia ada di area coklat. Jika grayscale membawa kita pada perasaan klasik, kuat, berkarakter, maka sepia menawarkan perasaan yang lebih hangat dan lembut serta memberi sentuhan nostalgia seperti pada foto-foto dari abad ke-19.
Dulu, ketika belum ada kamera digital, pewarnaan sepia ini dilakukan di kamar gelap pada foto yang aslinya hitam & putih dengan menggunakan cairan kimia khusus. Prosesnya panjang dan aroma cairan kimianya cukup tajam. Tapi sekarang, semua orang bisa membuat foto sepia dengan mudah dan praktis lewat ‘kamar gelap digital’ yang adalah image editor. Bahkan kamera modern sudah bisa memasang filter sepia ini saat pemotretan berlangsung, sehingga fotografer bisa langsung melihat apakah foto yang diambilnya cocok menggunakan warna sepia atau tidak.
Meskipun sepia, seperti juga fotografi hitam & putih, sangat universal – tapi tidak semua foto bisa dirubah dengan aman ke area coklat ini. Beberapa landscape seperti pemandangan saat sunset misalnya, bagus bila menggunakan filter sepia. Kebanyakan still life dan arsitektur juga cocok menggunakan warna ini. Portrait adalah yang paling umum menggunakan pewarnaan sepia, tapi tidak lazim untuk food photography. Jadi saat kamu mencoba menggunakan warna ini pada foto, selera dan sisi artistik akan berperan banyak.
Sama seperti fotografi hitam & putih, sepia bisa sangat fleksibel dalam editing. Ketika kamu membuat foto jenis ini dalam kamera, kamu masih bisa menyesuaikan lagi kontras, brightness, dan olahan digital lanjut lainnya. Ini bisa dengan mudah kamu lakukan melalui editor sejenis Photoshop dan Pixlr. Jika kamu menggunakan teknik pewarnaan ini dengan tepat, maka kamu akan punya foto yang abadi dan tidak ‘berusia’. Selalu indah dinikmati sekarang dan nanti, bahkan bisa disandingkan dengan foto jaman dulu milik kakek dan nenekmu. Foto-foto sepia yang elegan selalu bagus untuk penghias dinding atau mengisi bingkai klasik.
Rose in Sepia
Rose in Sepia – Isuffy
Sepia toned Glasgow
Sepia-Toned Glasgow – Hugh Spicer

flickr Yang Baru, Plus Dan Minusnya

Posted by Unknown 12:52 PM, under | No comments

Bagi pengguna lama flickr, tampilan dan layanan baru yang disediakan oleh situs galeri dan berbagi foto ini tentu sudah mulai dinikmati. Sebelumnya, flickr hanya menyediakan ruang untuk 200 foto bagi member yang tidak berbayar dan storage tanpa batas untuk yang berbayar. Tapi sejak sebulan lalu, flickr telah berbaik hati dan memberikan GRATIS kapasitas satu terabyte untuk semua pengguna. Tidak perlu lagi upgrade ke pro. Bayangkan. Satu tera! Jika ukuran rata-rata satu file adalah 1MB, maka dalam satu akun gratis bisa ditampung sekitar 1 milyar foto! Wow! Dan jangan pikir tampilan fotomu akan terkompres seperti pada jejaring sosial umumnya, karena flickr menjamin tampilan resolusi penuh yang jernih, bersih, dan patut dijadikan galeri online oleh semua fotografer, baik yang profesional maupun pemula.
flickr
Tapi, saya yang sudah lumayan lama menggunakan flickr, merasakan sedikit ketidaknyamanan dalam hal penampilannya. Pada flickr lama, ketika homepage terbuka, akan ada notification aktivitas yang dilakukan sejak terakhir kali log in. Foto-foto yang diberi komentar akan muncul sebagai thumbnail, lalu di bagian bawah akan tampil foto-foto yang baru diupload oleh kontak. Dulu, hompage ini bisa dengan cepat diakses dan terbuka penuh. Sekarang, seluruh bagian laman ini diisi dengan foto-foto ukuran besar yang padat sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa dibuka dan dilihat. Untuk mereka yang tidak punya koneksi internet yang bagus, ini tentu menjadi masalah. Belum lagi saat ingin menikmati galeri orang lain dan meninggalkan komentar, resolusi foto penuhnya lumayan menyiksa kalau sedang tidak ada Wi-Fi. Selebihnya, saya masih menikmati fleksibilitas flickr untuk organisasi dalam jumlah besar, pengaturan file yang cepat dan mudah, set yang rapi, juga lightbox yang sekarang sudah otomatis terbuka kalau foto di-klik.
Kalau kamu belum menggunakan flickr untuk menyimpan foto, mungkin sekarang saat yang tepat untuk mencobanya. Ini mungkin semacam one-stop-spot untuk fotografi. Ada galeri, forum, grup (yang genre-nya luar biasa banyak!), belum lagi kemudahan mendapatkan teman diskusi dan kontak untuk berbagi ilmu dan pengalaman dari seluruh dunia. Kamu bisa belajar banyak dengan menjadi member flickr dan mungkin sedikit terobsesi untuk mendapat predikat ‘explored’ yang adalah foto dengan view, favorit, dan komentar terbanyak setiap hari. Selain itu, kamu juga bisa melihat-lihat bagian Creative Common yang membagikan banyak foto royalty-free untuk dinikmati publik dan disebarkan, baik itu foto-foto kuno bersejarah atau dari komunitas tertentu.
Apa lagi keunggulan flickr? Fotomu akan terlindungi dari pembajakan. Data EXIF terjaga, dan kamu bisa memilih apakah fotomu boleh di-share online dan didownload atau tidak. Kontrol atas setiap foto ada di tanganmu. Seandainya fotomu di-’ambil’ orang lalu muncul di tempat lain di internet, kamu bisa selalu mengklaimnya dan mengembalikannya ke profile-mu di flickr. Fiturnya yang banyak dan kaya akan membuat kamu betah berlama-lama mengeksplorasi situs ini dan mendapat segudang inspirasi.
Diluar semua alasan persaingan bisnis tentang kenapa flickr begitu murah hati memberikan gratis 1 tera untuk semua, ini adalah saatnya kamu mulai mencoba layanannya

Memilih Tas Kamera Untuk Perempuan Fotografer

Posted by Unknown 12:51 PM, under | 1 comment

Kemarin saya baru saja menonton acara TV-nya Arbain Rambey yang kebetulan membahas soal tas kamera untuk pekerja fotografi. Kebanyakan tasnya berbentuk ransel atau sling bag dengan warna-warna gelap dan khaki yang tampak khas tas kamera. Lalu saya jadi ingin membahas tentang tas kamera yang khusus untuk perempuan. Sekarang sudah banyak sekali fotografer perempuan pengguna dSLR, dan mungkin beberapa diantara mereka belum menemukan tas kamera yang pas. Saya sendiri suka tas kamera yang tidak tampak seperti tas kamera. Fashionable lah, istilahnya. Dan multifungsi, tentunya. Tidak seperti fotografer pria, fotografer perempuan membawa banyak barang lain di samping kamera dan lensa-nya. Seperti make-up kit, asesoris, dan keperluan pribadi lainnya. Akan sangat nyaman dan menyenangkan kalau tas kamera juga bisa berbentuk seperti tas biasa dan mampu menampung banyak barang di dalamnya selain kamera dan lensa.
Sebelum kita lihat beberapa model tas kamera untuk perempuan, kita lihat dulu syarat tas kamera yang baik.
Tidak Ada Ruang Yang Longgar. Tujuan utama dari tas kamera adalah melindungi peralatan, terutama mengamankannya dari benturan. Idealnya, setiap bagian peralatan fotografi punya ruangnya sendiri yang sekelilingnya dilengkapi lapisan empuk dan ukurannya pas dan ketat sehingga tidak bergeser atau berguncang saat dibawa-bawa.
Praktis. Tujuan lain dari tas kamera adalah mampu memberikan akses yang mudah dan cepat. Saat kamu membuka penutup tas, kamu bisa dengan mudah melihat semua peralatan dan mengambilnya dengan cepat.
Hindari Tumpahan. Jangan pernah meletakkan botol air minum, sunblock, atau cairan apapun di tempat yang mungkin bisa tumpah ke peralatan fotografimu. Panas, ketinggian, dan tekanan udara dalam kabin pesawat bisa membuat tempat cairan bocor. Ingatlah bahwa tas kamera bisa diletakkan tegak atau mendatar dalam perjalanan, jadi selalu simpan botol cairan di tempat yang tertutup rapat dan terpisah dari peralatan kameramu.
Tahan Air. Selain melindungi dari benturan, tas kamera juga harus tahan air. Biasanya tas kamera profesional punya pelindung semacam jas hujan yang bisa digunakan untuk menutup seluruh permukaan tas jika dibawa ketika sedang hujan. Atau bahan luar dan lapisan dalamnya punya penahan air. Kembali ke poin di atas, sangat berbahaya jika peralatanmu sampai basah. Jadi pikirkan ini baik-baik saat kamu akan memilih tas kamera.
Sekarang, setelah memahami beberapa poin diatas, saatnya kita melihat beberapa model tas kamera untuk perempuan yang mungkin cocok untuk kamu.
taskamera2
Tas yang tampak seperti tote bag biasa ini punya ruang untuk dua body kamera dan empat lensa dengan partisi velcro yang bisa disesuaikan lebarnya dengan asesoris yang kamu masukkan ke dalam tas. Bahannya dari kulit dan dalamnya nilon lembut berbantalan. Penutupnya zipper biasa dan ada kantong di bagian luar untuk meletakkan keperluan lainnya. Tas ini cocok untuk membawa kamera ke acara-acara kumpul dengan teman, acara keluarga,  resepsi pernikahan dan semacamnya yang tidak membutuhkan perlindungan ekstra dari cuaca dan guncangan. Diutamakan untuk penampilan dan kepraktisan saja.
taskamera3
Yang satu ini cocok untuk dibawa bepergian atau untuk acara pemotretan yang lebih serius tapi kamu bisa tetap tampil stylish. Kompartemen-nya bisa menampung banyak peralatan, penutup tasnya lebih bisa diandalkan dan sling-nya yang dilengkapi kait besi juga kuat untuk membawa beban. Kantong-kantong di depan dan samping bisa dimanfaatkan untuk meletakkan keperluan non-fotografi lainnya tanpa kuatir mengganggu peralatan di bagian dalam. Tas kamera dari Classic 92 ini dijual dengan harga pasaran Rp.165.000,-
taskamera1
Tas kamera berbahan denim ini cantik tapi juga kuat. Aman, praktis, dan kompartemennya fit untuk lensa dan body kamera. Tersedia juga ruang untuk tablet dan kantong-kantong luar untuk menyimpan keperluan lain. Desainnya yang kasual cocok untuk dibawa berjalan-jalan tanpa kelihatan membawa-bawa kamera besar di dalamnya.

Mengenal RGB & Rahasia Warna Instagram

Posted by Unknown 12:49 PM, under | No comments

Sekarang kita akan memperlebar pemahaman tentang tampilan warna pada sebuah foto dengan mengenal tiga channel yang sangat umum: Merah (Red), Hijau (Green), Biru (Blue) atau RGB.
Apa yang istimewa dari tiga warna ini? Yang pasti adalah karena RGB adalah warna-warna primer. Apa artinya? Artinya, semua warna yang bisa kita lihat adalah kombinasi dari merah, hijau, dan biru. Bagaimana dengan kuning? Campurkan merah dan hijau. Kalau ungu? Campurkan merah dan biru. Bagaimana dengan jingga? Itu adalah 100% merah dan 50% hijau. Intinya, semua warna mengandung RGB.
Saat kamu mencampurkan tiga warna ini dengan saturation penuh, kamu akan mendapatkan putih. Kalau kamu menghilangkan ketiganya, maka terjadilah hitam pekat. Kalau kamu mencampur semua dengan presentasi yang sama, kamu akan mendapat abu-abu.
Dari pemahaman dasar ini, kamu bisa membuat “campuran” sendiri untuk menghasilkan warna yang diinginkan dalam foto. Bahkan, efek warna yang bisa kamu lihat di Instagram atau aplikasi-aplikasi editor foto instan lainnya intinya adalah bermain dengan tiga channel warna ini untuk mendapatkan efek retro, vintage, klasik, dan sebagainya. Lalu bagaimana melakukan ini? Sama seperti pada kurva hitam ke putih, kamu bisa memisahkan masing-masing channel warna ini pada Curve Tool, lalu menggerakkannya ke atas, bawah, samping, naik, turun untuk menngurangi atau menambah intensitas masing-masing channel warna dalam foto. Kita akan lihat melalui contoh di bawah  untuk pemahaman yang lebih mudah:
Ini foto original yang belum di-edit:
cup of tea
Sekarang, kita akan menggerakkan garis merah dan biru untuk mendapatkan foto dengan tonal yang lebih ‘dingin’ atau ‘hangat’.
Untuk foto dengan tonal yang dingin (cenderung biru), kamu harus menaikkan biru dan mengurangi merah, seperti ini:
RGB1
Untuk tonal yang lebih hangat (cenderung merah, kuning), kamu akan melakukan hal kebalikannya; menaikkan merah dan menurunkan biru:
RGB2
Kemudian, kalau kamu suka beberapa efek kamera analog yang biasanya ada di aplikasi editor foto instan, kamu pasti akrab dengan efek ‘Cross Processing’ yang membuat foto tampak kehijauan dan memberi kesan fotonya keluar dari kamera plastik. Ini juga tidak sulit dibuat melalui Curve Tool. Gerakkan masing-masing garis warna dan RGB sehingga membentuk pola seperti ini:
RGB3
Lalu, kalau kamu suka foto klasik, kamu bisa coba memberi sentuhan ‘vintage’ pada foto untuk kesan jaman dulu. Gerakkan garis biru dan merah pada Curve Tool sehingga membentuk seperti ini:
RGB4
Karena Curve Tool dan channel-channel warna di dalamnya sangat fleksibel dan tidak ada aturan bagaimana kamu harus menggerakkannya, maka kamu bebas bereksperimen dan menggoyangkan masing-masing garis sampai mendapatkan tampilan foto yang diinginkan. Kamu bisa melakukan hal ekstrim seperti ini,dimana garis birunya horizontal sempurna:
RGB5
Nah, sekarang kamu sudah tahu rahasia tampilan warna yang cantik-cantik dari aplikasi foto instan dan mungkin beberapa foto yang pernah kamu lihat. Semuanya berasal dari kotak kecil bernama Curve Tool dan empat garis di dalamnya. Dengan memahami dan menguasai tool ini, maka kemungkinan untuk ‘mewarnai’ fotomu jadi tidak terbatas. 
Selamat mencoba

Memahami Penggunaan Curve Tool Untuk Editing

Posted by Unknown 12:46 PM, under | No comments

Salah satu tool yang hampir selalu saya gunakan saat mengedit foto. Sederhana, mudah, tapi memberi efek yang besar. Kalau kamu belum pernah menggunakan tool ini karena tampak terlalu rumit, kamu harus coba dari sekarang. Curve sebenarnya sangat sederhana. Sesederhana menggerakkan garis menjadi kurva.
Fungsi utama dari Curve adalah untuk menyesuaikan shadow, highlight dan midtone dari sebuah foto. Tampilan awalnya mungkin membingungkan karena hanya berupa garis lurus diagonal yang membentang dari kiri bawah ke kanan atas. Tapi perhatikan bahwa di tepian kotaknya ada garis gradasi hitam ke putih. Di bagian kiri dan bawah.
Kalau tidak ada kurva, lalu kenapa disebut Curve? Karena kamu akan membentuk lekukan dari garis lurus ini untuk memperbaiki tampilan foto. Saat kita membengkokkan garis untuk menghasilkan kurva, maka kita membuat pengaturan pada berbagai tingkat brightness pada foto yang dikerjakan.
Untuk menggelapkan area shadow, click titik di ujung kiri garis diagonal tadi, lalu geser ke kanan. Perhatikan bahwa begitu kamu menggerakan titik ini, shadow akan bertambah – warna hitam ditambahkan pada keseluruhan foto. Titik di ujung kanan garis diagonal menunjukkan tingkat brightness atau warna putih. Ketika kamu menggesernya ke kiri, highlight atau warna putih akan ditambahkan.
Kita akan lihat melalui contoh berikut.
Ini adalah foto original yang akan kita edit :
curve1
Ketika kita membuka Curve Tool lalu menggeser titik di ujung kiri bawah garis diagonal ke arah kanan, shadow akan ditambahkan, foto menjadi lebih gelap.

curve2
Jika titik di ujung kanan atas yang digeser ke kiri, maka highlight yang dinaikkan dan foto akan tampak lebih terang.

curve4
Dari pemahaman dasar diatas, kita bisa mulai membuat kurva untuk mendapatkan pengaturan yang diinginkan – misalnya, kontras yang dinaikkan seperti ini:

curve5
Jadi, ketika nanti kamu mendapatkan foto overexposed atau underexposed yang ingin diperbaiki, kamu sudah tahu bagaimana melakukannya melalui Curve Tool yang serba bisa ini. Kamu juga bisa memanfaatkannya untuk memperbaiki tampilan warna kulit seperti yang sudah diulas di artikel sebelumnya.
Catatan : Semua kurva yang ditampilkan pada artikel ini menggabungkan semua channel warna menjadi satu : Red, Green, Blue (RGB) untuk melakukan perbaikan pada semua warna di seluruh bagian foto. Pada artikel selanjutnya, kita akan lihat bagaimana memisahkan tiga channel ini dalam Curve Tool untuk mendapatkan efek lanjutan sperti menaikkan/menurunkan temperatur warna, mendapatkan tampilan vintage, dan sebagainya.

Memahami Hue, Saturation, dan Lightness

Posted by Unknown 9:00 PM, under | No comments

Karena kita berhubungan dengan fotografi dan software editornya hampir setiap hari, maka kita juga pasti mengakrabi salah beberapa elemen penting ini di dalamnya : hue, saturation, dan lightness. Selain tiga elemen ini. Mungkin kamu jarang memperhatikan tiga elemen yang saling berhubungan ini, tapi sebenarnya mereka bisa memberikan efek besar saat kamu memperbaiki foto di editor. Meskipun mereka datang satu paket, tapi masing-masing bisa diatur sendiri. Lalu bersama-sama mereka bisa menolong kita mendapatkan warna dengan ketepatan yang tinggi.

Hue adalah apa yang biasanya kita sebut sebagai ‘warna’ dalam bahasa sehari-hari. Untuk pelukis, istilah ‘hue’ berarti kombinasi dari warna-warna dasar; dengan kata lain, merah, hijau, biru atau kuning (RGB). Sementara fotografer biasanya membayangkan hue sebagai satu warna tertentu.

Saturation menunjukkan intensitas dari hue. Warna-warna dasar yang terang adalah warna dengan saturation tinggi, sementara warna-warna pastel saturation-nya rendah. Monochrome (hitam dan putih) seluruhnya tidak memiliki saturation karena tidak punya intensitas warna di dalamnya.

Lightness (yang kadang-kadang disebut juga sebagai ‘value’ atau ‘tone’) berhubungan dengan tajam atau tidaknya sebuah warna – atau tingkat hitam atau putih pada skala warna. Sebuah warna dengan value yang rendah berarti lebih dekat dengan hitam, sementara yang memiliki value tinggi lebih dekat dengan putih.

lolipop
jika saturation dinaikkan, akan tampak warnanya lebih menyala

jika saturation dinaikkan, akan tampak warnanya lebih menyala

yang dilakukan oleh hue adalah menambahkan atau mengurangi warna-warna dasar. semakin tinggi atau rendah, semakin banyak Biru (Blue) dicampurkan ke dalam warna asli foto

yang dilakukan oleh hue adalah menambahkan atau mengurangi warna-warna dasar. semakin tinggi atau rendah, semakin banyak Biru (Blue) dicampurkan ke dalam warna asli foto

hsl3


lightness akan menambahkan hitam atau putih pada foto asli. semakin ke kiri, semakin banyak hitam. semakin ke kanan, semakin banyak putih.
Fotografer bisanya menggunakan istilah value ‘rendah’ dan ‘tinggi’ untuk mendefinisikan ‘key’ dari sebuah foto. Foto-foto ‘high-key’ mengandung lebih banyak warna terang, sementara foto ‘low-key’ cenderung tinggi di bagian gelap.

Lalu bagaimana mengatur ketiga elemen ini untuk mendapatkan warna yang tepat dalam sebuah foto? Sebenarnya pengaturan ketiganya lebih banyak mengandalkan intuisi. Tapi kamu harus selalu memperhatikan warna pada objek semacam warna kulit atau langit. Kenapa? Karena ada titik kewajaran pada keduanya. Jika kamu tidak mengedit dengan tepat, maka warna kulit bisa tampak kehijauan, dan kamu tentu tidak mau ini terjadi. Satu lagi yang paling sering terjadi adalah pengaturan saturation yang berlebihan (terutama pada HDR palsu) yang membuat foto jadi tampak tidak enak dilihat.

SUMBER 

Tutorial Photoshop : Membuat Portrait Surealis Dengan Double Exposure (Intermediate)

Posted by Unknown 8:58 PM, under | 1 comment

Kamu pasti sudah pernah melihat foto-foto double exposure, saya juga sudah pernah menjelaskan berberapa cara memanfaatkan teknik ini untuk HDR, efek dreamy, dan menyatukan serangkaian foto action. Sekarang, saya akan menggunakan teknik ini untuk memberi kesan surealis pada portrait.
1. Buka dua foto yang akan digunakan di Photoshop

doubleexposure1

Saya menggunakan dua stock photo dari stockfreeimages.com – pilih satu portrait dan satu tekstur. Untuk tutorial ini, saya memilih sebuah portrait bergaya klasik dan sebuah foto ranting-ranting pohon. Pastikan ukuran kedua foto ini sama. Kalau belum, kecilkan foto yang lebih besar melalui Image > Resize Canvas. Catatan: kalau kamu menggunakan siluet sebagai pengganti portrait, akan didapatkan efek lain yang tidak kalah dahsyatnya.

2. Select All & Copy

doubleexposure2
Sekarang kita akan mulai menumpuk kedua foto yang terpisah tadi. Pilih seluruh bagian foto ranting (Ctrl +A) lalu copy ke portrait (Ctrl+V). Kamu akan melihat portrait seluruhnya tertutup foto ranting. Untuk memperbaiki ini, ganti blending mode ke Overlay, dan kurangi Opacity hingga 53. Portraitmu akan kembali tampak.

3. Gradient Map

doubleexposure3


Buat layer baru melalui ‘Gradient Map’ dan pilih warna background ke foreground atau sebaliknya, pastikan warna yang dipilih adalah hitam dan putih. Sekarang fotomu akan berubah jadi seperti pada mode grayscale.

4. Burn

doubleexposure4



Jika wajah pada portrait tampak terlalu pucat dan kurang dominan kamu bisa menambah shadow pada bagian wajah dengan mennggunakan tool Burn. Pilih soft brush dan sesuaikan diameternya
 dengan luas wajah yang akan di-burn.

5. Erase

doubleexposure5



Ini adalah langkah yang masuk pada area ‘selera’. Artinya, bisa kamu gunakan atau tidak. Saya akan menggunakan tool Eraser untuk menghapus cabang-cabang di sebelah kiri frame agar tampak sedikit seperti urat yang melebar ke bagian kiri model. Untuk ini saya menggunakan soft brush dan menyesuaikan diameternya. Setelah bagian yang diinginkan terhapus, foto saya tampak seperti diatas. Setelah puas dengan hasilnya, saya satukan semua layer lewat Layer > Flatten Image

6. Gradient

doubleexposure6



Ini, sekali lagi, adalah langkah ‘selera’. Saya ingin menambahkan sedikit warna pada hasil akhir, jadi saya menambahkan satu layer baru, lalu saya isi dengan gradient warna jingga-ungu. Agar layer ini tidak menutupi foto di baliknya, saya ganti blending mode ke Overlay, dan opacity diturunkan ke 51. Sekali lagi, satukan semua layer lewat Layer > Flatten Image.

7. Selesai

doubleexposure final



Jadilah portrait surealis dengan teknik double exposure ini. Tidak sulit kan?
Kalau kamu suka tutorial ini, selamat mencoba.

SUMBER 

Memanfaatkan Garis Dalam Foto

Posted by Unknown 8:55 PM, under | No comments

Salah satu masalah yang umumnya muncul dalam fotografi adalah ketika garis dimasukkan sebagai salah satu elemen atau bahkan objek utama. Penggunaan garis bisa memberikan efek yang besar. Penggunaan yang kurang tepat malah bisa merusak hasil karyamu.

Garis Dalam Fotografi

Ada banyak bentuk garis dalam fotografi, dan pilihan yang kamu gunakan akan menentukan hasil akhir fotomu. Jika garis dalam foto dimulai dari tengah atau tepian foto, maka ia bisa “membelah” pandangan menjadi dua. Fotomu akan memiliki tampilan dan komposisi yang lebih kuat jika garis utamanya dimulai dari sudut frame.

Memanfaatkan garis dalam fotografi adalah teknik komposisi yang banyak digunakan oleh fotografer profesional untuk kepentingan komposisi yang kuat. Garis bisa digunakan untuk mengarahkan mata menuju POI dan mencegah pandangan berkeliaran ke sekeliling frame. Garis bisa memberi penekanan pada jarak atau menggambarkan hubungan antara foreground dengan background. Kamu harus perhatikan bahwa penggunaan garis yang tidak tepat bisa memberikan efek sebaliknya dan membuat pandangan menjauh dari POI.

Garis Vertikal

garis vertikal

Garis tegak lurus ini bisa menandakan dominasi, kekuatan, kegagahan, dan pertumbuhan. Beberapa contohnya adalah gedung atau pohon tinggi. Cobalah untuk menjaga garis vertikal ini paralel dengan bagian sisi fotomu. Garis tegak lurus bisa dimulai dari sudut foto, seperti yang sudah disebutkan diatas, sehingga rule-of-thirds bisa dimanfaatkan. Ini akan mencegah fotomu kelihatan seperti terpotong separuh.

Garis Horizontal

Horizontal Line


Garis mendatar bisa menggambarkan ketenangan, hening, dan rasa santai. Beberapa contohnya seperti pohon yang rebah, laut, pantai, dan garis cakrawala pada landscape. Seperti garis vertikal, garis horizontal harus dibuat sejajar mungkin dengan bagian bawah dan atas frame. Juga, rule-of-thirds bisa dijadikan pilihan. Garis horizontal yang berlapis bisa memperkuat komposisi dan bisa menciptakan pola dan ritme dalam foto.

Garis Diagonal

diagonal line

Garis miring bisa menandakan gerakan, rangsangan, dan kedalaman. Kegunaan garis semacam ini adalah membuat mata menelusuri keseluruhan foto. Cara terbaik menggunakan garis semacam ini adalah memunculkannya dari kiri bawah ke kanan atas, ini karena mata kita secara alami melihat dari kiri ke kanan. Untuk mencegah foto tampak terbelah, cobalah meletakkan garis miring ini sedikit diatas atau dibawah bagian sudut.

Garis Lekuk

CURVES



Garis berliku yang biasanya membentuk huruf S bisa menggambarkan sensualitas, kemewahan, dan rasa tenang yang seimbang. Lekukan tidak harus selalu berbentuk S; bentuk apapun yang berlekuk bisa digunakan. Contohnya sungai, aliran air, jalan setapak, dan bahkan tubuh manusia.

Garis Bertumpuk

Converging Lines



Jenis garis ini akan menambah aliran atau kedalaman dalam fotomu. Ia juga bisa menambahkan kesan jauh atau perbandingan. Beberepa contohnya seperti kabel listrik, tangga, dan rel kereta api. Mata kita secara alami tertarik ke tempat dimana garis bertemu. Untuk menciptakan efek tampilan yang lebih kuat, lebih baik meletakkan objek di dekat garis yang bertumpuk ini. Tapi, kadang-kadang garis semacam ini adalah POI dalam sebuah foto itu sendiri dan tidak membutuhkan objek tambahan.

SUMBER

Tempat-Tempat Bagus Untuk Hunting : #4 – Malang

Posted by Unknown 8:45 PM, under | No comments

Hari ini kita akan lanjutkan perjalanan kita melihat-lihat spot fotografi yang bagus di Pulau Jawa. Setelah Bandung, Jogja, dan Surabaya, kali ini kita ke Malang, dan ini akan menjadi kunjungan hunting terakhir kita untuk wilayah Jawa.
1. Toko Oen
Toko Oen cookie




Toko tua yang legendaris ini terletak di Jl.Basuki Rahmat No.5, Malang. Semuanya tentang tempat ini masih seperti konsep awalnya di tahun 1930 (mirip dengan toko es krim Zangrandi di Surabaya). Gaya kolonialnya tercermin dari bentuk arsitektur dan jendela-jendela yang besar. Bagian interiornya dilengkapi furnitur rotan dan foto-foto Malang tempo dulu. Gedung yang adalah rumah makan ini cocok untuk portrait, fotografi arsitektur, interior, dan food photography.

2. Alun-alun Kota Batu
Alun-alun Batu




Kalau ke Malang, pasti mampir ke Batu, kan? Kota yang terletak 15km di sebelah Barat Kota Malang ini terkenal dengan keindahan panorama dan udaranya yang sejuk. Banyak tempat yang ditawarkan oleh Batu untuk penyuka fotografi, salah satunya alun-alun. Berbeda dari kebanyakan alun-alun yang pernah saya lihat, di Batu ada bianglala besar yang dipasang sejak renovasi tahun 2011. Wahana ini menjadi favorit masyarakat sekitar dan bagus untuk dijadikan objek foto. Selain itu kawasan taman di sekelilingnya dan jalan raya yang mengitari tempat ini bisa dijadikan cityscape yang bagus jika difoto pada malam hari.

3. Gereja Kayutangan
de heilige hartkerk omgeiving aan kayutangan straat




Spot ini sudah sangat terkenal di kalangan fotografer. Keindahan bangunannya tidak pernah membosankan untuk diabadikan. Eksteriornya indah, interiornya klasik cantik khas abad ke-19. Gereja ini sering digunakan untuk pemotretan pre-wedding. Bangunan bergaya Gothic ini ada di jalan Kayutangan dan sangat mencolok sehingga mudah ditemui.

4. Selecta

kebun bunga selecta



Ini adalah salah satu tempat wisata favorit di daerah Malang dan paling banyak dikunjungi saat liburan. Berada di Desa Tulungrejo, Batu – Selecta sudah berdiri sejak tahun 1930 sebagai tempat pemandian dan taman bunga, fitur yang masih dipertahankan hingga sekarang. View dari puncak tertinggi Selecta, yang adalah taman bunga super luas, sangat indah. Pegunungan berkabut dan sawah. Keluar dari Selecta, kamu bisa menemukan toko-toko bunga, buah, dan sayur segar. Jadi kamu bisa mendapatkan foto landscape dan street photography dalam satu tempat.

5. Jatim Park 2
Sumatran Tiger/Harimau Sumatra in Batu Secret Zoo




Orang-orang lebih mengenal tempat ini sebagai Batu Secret Zoo. Terletak di Jalan Oro-Oro Ombo, satu jajaran dengan Batu Night Safari. Ini adalah tempat yang sangat saya rekomendasikan kalau kamu sedang mengunjungi Batu. Berada di ketinggian, view dari area Secret Zoo ini luar biasa indah. Dengan tiket seharga Rp.55.000 di hari kerja dan Rp.65.000 di akhir pekan, kamu bisa mendapatkan banyak sekali objek dari satu tempat. Mulai dari wildlife, human interest, landscape, sampai macro. Dari area permainan ATV, kamu bisa melihat Gunung Arjuna terpampang terbuka, lalu kalau kamu tinggal sampai waktunya tutup, pukul 5-5.30 sore, berjalanlah ke area Perahu Nabi Nuh. Dari jembatannya, kamu akan mendapatkan pemandangan sunset yang sangat indah.

6. Coban Rondo
Coban Rondo Waterfall




Coban yang artinya ‘air terjun’ ini berada di lingkungan Perhutani Malang di Pandansari, Pujon. Untuk sampai ke puncak yang mendekati Gunung Kawi ini, kamu harus melewati jalanan menanjak yang lumayan sempit dan licin bila hari sedang hujan. Tapi perjalanan jauh ini akan terbayar lunas begitu kamu sampai di tempat. Selain air terjun, ada juga lingkungan hutan pinus yang akan kamu lalui dalam perjalanan dari pintu masuk hingga menemui coban itu sendiri. Dengan legenda yang melingkupi tempat ini, banyak yang bisa kamu abadikan dari air terjun tunggal yang sangat deras dan tinggi ini. Termasuk batu bundar di bagian bawah yang konon adalah tempat duduk Dewi Anjarwati.

7. Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo Camping Site




Seorang teman fotografer yang sekaligus juga backpacker sejatilah yang memperkenalkan saya pada keindahan Ranu Kumbolo. Bagi mereka yang gemar mendaki gunung, tempat ini pasti tidak asing lagi karena terletak di kaki Gunung Semeru. Butuh perjuangan memang untuk sampai ke spot, tapi itu yang membuatnya semakin priceless. Kamu bisa naik angkot dari terminal Arjosari, Malang ke desa Tumpang kemudian menyewa kendaraan untuk sampai ke Ranu Pani untuk kemudian mendaki hingga sampai ke Ranu Kumbolo. Danau yang sangat indah dengan landscape maha cantik ini juga bisa digunakan untuk berkemah di tepiannya. Sekali seumur hidup, kamu harus coba mengunjunginya.

8. Segara Anakan
Anakan_lake




Pantai dengan pasir putih halus dan air yang kehijauan ini juga sangat terkenal di kalangan traveler dan fotografer. Akses menuju pantai ini dimulai dari Sendang Biru, Malang. Dari sini kamu harus naik perahu dan menempuh perjalanan selama 30 menit untuk sampai di Pulau Sempu. Untuk kemudian sampai di Segara Anakan, kamu harus punya ijin masuk ke kawasan konservasi ini. Setelah mengantongi ijin, lanjutkan dengan trekking selama 1-2 jam melalui hutan dari Sarang Semut hingga pelan-pelan keindahan Segara Anakan terbuka di depan mata. Abadikanlah seascape, sunset, warna-warni alam yang eksotik. Seperti juga Ranu Kumbolo, untuk mendapatkan foto yang indah di nirwana ini, dibutuhkan perjuangan :)

9. Kawah Ijen


# 100 - Ijen Crater
Kawah ijen
Tempat ini adalah satu dari dua kawah di dunia yang mengeluarkan api berwarna biru. Satu lagi ada di Islandia. Untuk bisa menyaksikan api ini, kamu harus datang subuh-subuh. Kawah yang terletak di ketinggian Bromo di Banyuwangi ini memiliki danau asam terbesar di dunia. Kamu bisa berperahu karet ke tengah-tengah danau. Kedalamannya mencapai 212m dan adalah campuran dari air hujan dan gas yang muncul ke permukaan dari perut gunung berapi. Bau belerangnya sangat menyengat, sehingga tidak banyak yang bisa bertahan lama di tempat ini. Tapi penduduk setempat setiap hari selalu mengambil sulfur dari sini, dan bisa kamu jadikan objek human interest juga selain keindahan landscapenya yang luar biasa. Sekali lagi, tidak mudah untuk mencapai tempat ini. Tapi, tidak maukah kamu melihat keindahan sedahsyat ini?



SUMBER 

Menghindari Tumbuhnya Jamur Pada Lensa

Posted by Unknown 8:30 PM, under | No comments

Mungkin banyak yang belum pernah dengar tentang jamur lensa, tapi potensinya untuk muncul di lingkungan yang lembab seperti kebanyakan daerah di Indonesia cukup tinggi. Apa yang diakibatkan oleh jamur lensa adalah menyebabkan sebentuk embun akibat pertumbuhannya di bagian pipa setelah memakan partikel debu yang terperangkap disitu. Cara terbaik untuk menghindari tumpukan debu yang akhirnya menyebabkan jamur adalah dengan menjaga kamera dan lensa tetap bersih dan kering di dalam tas yang diberi kantung silica gel, yang akan menyerap kelembaban. Kamu juga perlu, secara teratur, membersihkan bagian luar lensa – kaca dan pipa lensa – untuk menghilangkan tumpukan debu dan minyak yang adalah makanan jamur.
lensa yang sudah mulai terinfeksi jamur
lensa yang sudah mulai terinfeksi jamur

1. Simpan di tempat kering

Hindari munculnya jamur lensa dengan selalu menyimpan peralatan fotografimu di tempat yang kering dan sejuk. Kalau kamu tinggal di daerah yang lembab, maka simpan peralatanmu di kotak kedap udara dengan tambahan beberapa kantong silica gel (bisa dibeli di toko kamera atau supermarket). Ingatlah untuk mengganti kantong silica ini secara berkala karena setelah beberapa waktu ia akan penuh dengan air dan tidak efektif lagi. Cara penyimpanan ini seharusnya sudah aman untuk kebersihan kamera dan lensa. Ingatlah bahwa peralatan fotografimu harus sudah benar-benar kering sebelum dimasukkan ke kotak kedap udara. Jamur bisa tumbuh di lensa kurang dari seminggu kalau disimpan di tempat yang gelap, lembab, dan hangat. Jadi ingatlah untuk menghindari tempat semacam itu.
silica gel untuk dimasukkan ke tas kamera atau kotak penyimpanan
silica gel untuk dimasukkan ke tas kamera atau kotak penyimpanan

2. Bawalah kantong plastik

Kalau kamu memotret di luar ruangan ketika sedang hujan, kemungkinannya kamera dan lensamu akan basah. Hal pertama yang harus diingat sebelum keluar rumah di hari hujan, bungkuslah kameramu dengan kantong plastik untuk menghindari masuknya air ke sela-sela kamera. Kalau kamu lupa melakukan ini, berarti ketika sudah kembali ke rumah, kamu harus mengeringkan peralatanmu sepenuhnya sebelum menyimpan. Peringatan penyimpanan terakhir; hindari menyimpan kameramu di kantong berbahan kulit karena jamur bisa dengan mudah tumbuh di bahan seperti ini dan bisa merusak kamera.

3. Membersihkan jamur dari lensa

Kalau kameramu ternyata sudah terinfeksi jamur, kamu harus gerak cepat karena beberapa jenis jamur mengandung asam yang akan memakan lapisan pengaman lensa dan bahkan merusak kaca dan lensa seluruhnya. Untungnya, jamur jenis ini termasuk langka. Ada beberapa campuran yang bisa kamu buat untuk membersihkan jamur. Cuka dan pemutih (bleach) bisa menghilangkan jamur. Pastikan kamu tidak menunda membersihkan atau kamu harus membawa lensamu ke ahlinya untuk dibongkar dan dibersihkan, dan ini tidak murah. Jika lensa harus dilapis ulang, maka ini akan lebih mahal lagi.

4. Kesimpulannya

Kameramu adalah investasi berharga, dan perawatan yang teratur dan benar untuk body kamera dan lensa juga peralatan lainnya akan memastikan investasimu ini bisa bertahan sampai puluhan tahun. Jangan malas, karena tidak ada yang lebih membuat frustrasi dibandingkan kehilangan satu moment hanya karena kamera tidak berfungsi atau rusak. Perlakukan kamera dan peralatan fotografimu dengan hati-hati dan hormat, maka mereka akan melayanimu sampai bertahun-tahun lamanya untuk mengabadikan banyak kejadian dan kenangan yang indah.

SUMBER 

Post Populer

Populer pos